To be silent is the biggest art in a conversation

9 Jun 2008

makalah


BAB I

PEMBAHASAN

1. Pengantar Pendidikan

a. Pengertian Ilmu Pendidikan

Istilah Paedagiet (ilmu pendidikan) berasal dari kata Yunani. Pdedogogle artinya pendidikan, pergaulan dengan anak-anak. Paedagegos ialah seorang pelayanan, pekerjaan dan menjemput anak-anak dari sekolah.

Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld ; paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah suatu ilmu yang bukan saja menelah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki, objek itu melainkan mempelajari pula betapa hendaknya harus bertindaknya.

Prof. Brondjonegoro mengemukakan pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan perenungan tentang pendidikan

Menurut Dr. Sutari imam bernajib : “Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan

Prof. Dr. Hasan langsung mengemukakan “Pendidikan sebenarnya dapat di tinjau dari 2 segi :

  1. Sudut pandang masyarakat
  2. Dari segi pandangan individu

Dr. Nana Sudjana mengemukakan “Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia, atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, masalah moral, sesuai dengan kemampuan dan martabat sebagai manusia.

Dari pendekatan para ahli di atas walaupun berbeda secara redaksional tentang pengertian pendidikan tetapi terdapat kesatuan dalam hal isi atau unsur-unsur di dalamnya begitu pula tentang pengertian pendidikan dan ilmu pendidikan, pendidikan dan pengajaran.

Dilihat dari segi terjadinya pendidikan ada dua segi yang harus di kembangkan yaitu proses individual dan proses social.

Beberapa ahli pendidikan mengatasi bahwa masalah utama pendidikan adalah bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar (potensi) yang sudah dimiliki anak sejak lahir.

b. Pergaulan dan gejala-gejala pendidikan

Hidup dan tunduk kepada alam, adalah hidup primata paling kurang disebut hidup yang tradisional, taraf hidup binatang adalah contoh yang paling jelas dari pada bentuk kehidupan yang hanya menjadi objek dari pada alam binatang hidup dengan insting, dan bentuk binatang sejak dulu. Binatang juga punya pengetahuan namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival).

Ag-Suejono mengatakan cirri-ciri perbuatan atas dasar instink antara lain :

1. Keterampilan untuk menjalankan perbuatan itu siap sedia pada waktu hewan lahir.

2. Perbuatan instink tidak mengalami perkembangan

3. Perbuatan instink adalah hasil perasaan dari dalam

4. Hasil perbuatan instink tidak berpengaruh oleh iklim

5. Perbuatan instink tidak menimbulkan tanggung jawab

Manusia lain jiwa kita memperhatikan perkembangan anak manusia sejak lahir sampai dewasanya dan membandingkannya dengan anak hewan, dengan bekal yang sedikit anak manusia menjadi manusia dewasa yang mempunyai kemampuan banyak sekali, baik jasmani maupun rohaniyah. Agar anak mampu menjalankan tugasnya, maka wajib adanya usaha dari orang yang telah dewasa untuk mendewasakannya baik jasmani maupun rohaninya.

c. Analisa gejala pendidikan

1. Dari sudut orang tua

2. Dari sudut anak

Dari sudut orang tua dan anak, sudah sewajarnyalah anak mencari hubungan dengan orang dewasa, khusus pertama pada orang tua untuk mendapatkan pertolongan dan belajar dari mereka.

d. Pendidikan pada manusia

1. Perhatian manusia terhadap anak

Jika kita perhatian betul seberapa besar perhatian manusia terhadap anak, maka kita akan kagum bahwa manusia itu mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap anak

2. Manusia alam sekitar

Perkembangan kehidupan manusia sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dari perkembangan itu adanya kecenderungan manusia untuk menemukan dan memilih lingkungan yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena manusia itu berkembang dan ingin berkembang

3. Pendidikan dan kehidupan

Dari zaman dahulu sampai saat ini dirasakan kehidupan ini semakin lama makin bertambah sulit dan kompleks dan selalu terjadi berbagai perubahan dalam masyarakat. Seperti kesulitan pertanian, industri, peternakan social budaya dan aspek lainnya termasuk juga aspek pendidikan

e. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan

Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, apabila kita memahami berbagai system pengetahuan

Ilmu pengetahuan ialah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang suatu objek, cirri-ciri dari pada ilmu pengetahuan ialah

- Mempunyai objek/ lapangan tertentu yang jelas dapat dipisahkan dari objek ilmu pengetahuan yang lain

- Di dalamnya diterangkan bagian demi bagian dan bersama-sama merupakan keseluruhan yang lengkap dan bulat (sistematis)

Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan teoritis, karena ilmu pendidikan juga membahas teori-teori pendidikan yang diperoleh mulai perenungan secara teratur mengenai masalah pendidikan

Dr. Sutari Imam Barnadib mengemukakan sebetulnya ilmu pendidikan dibedakan :

1. Ilmu pendidikan teoritis

Ilmu pendidikan teoritis memberikan renungan, teotiris berarti tersusun, beratur dan logis tentang masalah dan ketentuan pendidikan.

2. Ilmu pendidikan praktis

Memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan yang langsung di tunjukkan kepada perbuatan mendidik.

3. Ilmu pendidikan sistematis

Memberikan pemikiran secara bersusun dan lengkap tentang masalah pendidikan. Membahas secara umum abstark dan objektif semua masalah pokok dalam pendidikan.

4. Ilmu pendidikan histories

Memberikan uraian teoritis tentang system-sistem pendidikan sepanjang zaman dengan menginjak latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada zaman tertentu.

Fungsi ilmu pendidikan antara lain sebagai pedoman bagi pendidik, alat kontra, bagi para pendidik, pembentuk pribadi calon pendidik/ pendidik serta untuk menjelaskan ilmu pendidikan itu sendiri.

f. Hubungan ilmu pendidikan dengan ilmu-ilmu lain

Ilmu pendidikan berhubungan erat dengan ilmu-ilmu pengetahuan sebagai berikut :

1. Kemasyarakatan dan kejiwaan, ilmu-ilmu yang mempelajari masalah kejiwaan dan masalah social termasuk ke dalamnya antar lain ilmu logika, ilmu jiwa, ilmu hokum, ilmu ekonomi dan sosiologi

2. Biologi dimana di dalamnya menceritakan ilmu manusia, seperti : pertumbuhan, kelainan-kelainan tubuh yang mungkin adanya kelalaian jiwa anak.

3. Ilmu-ilmu yang merupakan pendidikan (menanam norma susila) seperti : filsafat yang membicarakan hakekat manusia, etika tentang budi pengertian dan estetika

2. Dasar, Tujuan Dan Kesukaran Dalam Pendidikan

a. Dasar-dasar filosifis, social dan psikologis pendidikan

Dalam memahami dasar dan tujuan pendidikan, kita dapat memandang dari segi filosofis yaitu berdasarkan hakekat segala yang menghasilkan dasar dan tujuan pendidikan yang bersifat filosofis, di sini filsafat memberikan sumbangan besar kepada ilmu pendidikan.

b. Dasar-dasar filosofis pendidikan

Setiap tingkah laku manusia sadar atau tidak, selalu di dasarkan dan di warnai oleh nilai-nilai yang bersumber pada filsafat hidupnya dan selalu berusaha untuk menanamkan system nilai tersebut pada orang lain sebagai seorang guru ia harus memiliki filsafat pendidikan yang menentukan system nilai yang menjadi dasar atau sumber pekerjaan mendidik yang harus dilaksanakannya.

c. Dasar-dasar social pendidikan

Semua usaha pendidikan harus di dasarkan pada kenyataan yang terdapat dalam masyarakat (realitas social), misalnya di dalam masyarakat yang sedang membangun maka usaha pembangunan sebagai realitas social ini harus di jadikan dasar pendidikan.

d. Faktor-faktor social dari kemajuan murid

Hasil belajar murid, kemajuan dan kemundurannya ditentukan, ditentukan oleh beberapa factor social, baik yang terdapat dalam sekolah maupun yang di luar sekolah yaitu :

1) Bakat atau kemampuan dan cirri kepribadian murid, baik secara individual atau kolektif dapat menentukan kesepakatan anak, sikap anak terhadap guru dalam pelajaran dan pendidikan pada umumnya

2) Keadaan dan keluarga murid, seperti jumlah saudara, tingkat status social, akademis, dan ekonomis

3) Menyebabkan maju mundurnya perkembangan pendidikan anak di sekolah adalah factor masyarakat sekelompok sebaya, dengan siapa anak-anak mengadakan kegiatan di luar sekolah dan keluarga

4) Perkembangan media communication masa yang pesat telah menyita waktu dan tenaga serta minat anak

5) Yang menentukan kemajuan murid di sekolah adalah tinggi rendahnya dan berat ringannya bahan pelajaran yang di tuntut oleh guru

e. Factor social dari kemajuan lain

Factor-faktornya antara lain :

1) Faktor bakat, minat dan kemajuan anak akan menentukan struktur susunan kelas yang dihadapi guru, dan akan menunjang lancar tidaknya pelaksanaan tugas pendidikan

2) Kebijakan tentang pertumbuhan jabatan guru, apakah di dasarkan atas masa kerja atau hasil karya mereka.

3) Hubungan guru dengan orang tua, yang pada dasarnya tugas guru adalah memberikan pelayanan kepada keluarga atau orang tua

f. Faktor social dari kemajuan sekolah

Pada hal keadaan social pada suatu ketika memberikan pengaruh yagn penting terhadap apa yang terdapat di dalam kelas dan sekolah. Factor-faktor ini adalah :

1) Sumber-sumber yang tersedia dalam masyarakat, lingkungan social sekolah yang terdiri dari keluarga-keluarga yang relative social ekonominya baik yang dapat berpengaruh pada kemajuan pendidikan di sekolah

2) Homogenitas atau heterogenitas kelas-kelas social akan mempengaruhi pengambilan keputusan tentang system nilai

g. Dasar-dasar psikologis pendidikan

Tugas pendidikan yang paling utama ialah memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal

1) Anak memiliki sifat kepribadian yang unik

Kegunaan sifat pribadi seseorang itu terbentuk karena peranan tiga factor penting yaitu :

i. Keturunan (heredity)

ii. Lingkungan (environment)

iii. Diri (self)

2) Anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda

A.A Rada Cahaya Prabu mengemukakan untuk memudahkan cara menghitung angka taraf intelegensi, dibuat rumus :

IQ = Intelligence Quotient : indeks likoraf intelegensi

MA = Mental Age : Umur mental yang diperoleh dari nilai teks

CA = Chonorological Agec : Umur kelahiran atau tahun kelahiran

3) Tiap tahap pertumbuhan mempunyai arti tertentu

h. Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional

Dasar dan tujuan pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang sejak Indonesia di Proklamirkan kemerdekaannya. Bangsa Indonesia berjalan, atau dasar UUD 1945 dan filsafat Pancasila

Sejalan dengan perkembangan sejarah dan pembangunan Negara dan bangsa Indonesia, maka rumusan tentang tujuan dan dasar pendidikan yang di tuangkan dalam Undang-undang nomor 1954 tersebut, mengalami perubahan meskipun secara esensialnya adalah sama.

Perubahan dan perkembangan tersebut dilihat dari ketetapan MPR RI dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN)

Tetapan MPR No. II/MPR RI dalam pola umum Pelita kelima

Pendidikan 2 :

1) Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.

2) Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan hakekat dan martabat manusia

3) Dalam rangka tujuan pendidikan nasional perlu segera di sempurnakan system pendidikan nasional yang berpedoman pada UUD mengenai pendidikan nasional

4) Pendidikan nasional perlu dilakukan secara lebih terpadu dan serasi baik antara sector pendidikan dan sector-sektor pembangunan lainnya

5) Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah dalam rangka persiapan perluasan wajib belajar untuk pendidikan menengah tingkat pertama

6) Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu makin di perluas

7) Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4)

Tidak ada komentar: